Makalah Etika dan Bisnis
”Isu Etika dalam Dunia Bisnis dan
Profesi”
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...........................................................................................................
B.
Rumusan masalah.......................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Benturan kepentungan (conflict
of Interest)..............................................................
B. Etika dalam tempat kerja...........................................................................................
C. Akuntabilitas social.....................................................................................................
D.
Crisis management.......................................................................................................
BAB
IV PENUTUP
a).Simpulan....................................................................................................................
b).Saran...........................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PEGANTAR
Alhamdulillah atas
Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
makalah
tentang “Eika Bisnis dan Profesi” telah selesai. Makalah ini kami sajikan sebagai tugas
mata kuliah Etika Bisnis.
Uraian
materi kami sajikan agar mengarah pada pemenuhan kompetensi mahasiswa
sehingga mampu mempelajari Etika Bisnis dan Profesi dalam dunia bisnis dan memaknai
maknanya. Terima
kasih kepada pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menambah ilmu yang berguna
bagi kita semua, terutama kelompok kami. Kritik dan saran Kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Palu,
5 Mei 2017
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Perubahan
perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan
menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh
demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi
pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan
tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi
sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar janji, tidak
mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam
maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para
pengusaha terhadap etika bisnis.
Secara
sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak
mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari
etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisni syang dijalankan.
Etika
bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen
lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun
badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.Sebagai bagian
dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat.
Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa
serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara
sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan
pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip
etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang bersifat interaktif.
Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara
yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah
berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya
etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukumyang melingkupi dunia usaha terlalu jauh
tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan
hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia
usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena
peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang
seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah
dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni
menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional.
Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang mendapat protes keras karena
pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang
sangat berharga.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Benturan
kepentungan (conflict of Interest)
Ø Etika
dalam tempat kerja
Ø Akuntabilitas
social
Ø Manajemen
krisis
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Benturan
kepentingan (conflict of Interest)
Benturan kepentingan (Conflict of
Interest) adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan insane
perusahaan dalam memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya baik
dengan sengaja maupun tidak sengaja, dalam perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan golongannya sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat
dilaksanakan secara objektif dan berpotensi merugikan perusahaan.
Berikut ini yang merupakan beberapa
contoh upaya perusahaan / organisasi dalam menghindari benturan kepentingan
adalah :
- Menghindarkan
diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
- Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan
sebagai kebun perusahaan yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan
kegiatan pemupukan.
- Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan
yang dapat menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
- Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan
perusahaan.
- Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk
memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang sah, di luar pekerjaan dari
perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan kepentingan.
- Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan
dan atau kegiatan-kegiatan di luar pekerjaan dari perusahaan, yaitu kepada
atasan langsung bagi karyawan, kepada Pemegang Saham bagi Komisaris, dan
kepada Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
- Menghindarkan diri dari memiliki suatu
kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan pada organisasi / perusahaan
yang merupakan pesaing, antara lain menghindari situasi atau perilaku yang
dapat menimbulkan kesan atau spekulasi atau kecurigaan akan adanya
benturan kepentingan, mengungkapkan atau melaporkan setiap kemungkinan
(potensi) benturan kepentingan pada suatu kontrak atau sebelum kontrak
tersebut disetujui, tidak akan melakukan investasi atau ikatan bisnis pada
individu dan pihak lain yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
- Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga
atau institusi lain di luar perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah
mendapat persetujuan tertulisdari yang berwenang
2.2
Etika dalam tempat kerja
Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung
sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku
karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam
perusahaan. Karena itu, etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari
etika bisnis. Bahkan diturunkan dari perilaku etika pihak manajemen. Ada dua
hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab.
Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia
kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian
memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga
insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Beberapa praktik di dalam suatu
pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu
perusahaan, misalnya:
- Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang ada produsen berbuat
kurang etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor, bahwa produk saingan
kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusak dan dijual kembali ke
pasar, sehingga menimbulkan citra negatif dari pihak konsumen.
- Etika
Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada
aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan dan bawahan,
Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan
naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
- Etika dalam hubungan dengan
publik
Hubungan
dengan publik harus dujaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan
harmonis. Hubungan dengan publik ini menyangkut pemeliharaan ekologi,
lingkungan hidup. Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi.
Menjaga kelestarian alam, daur ulang produk adalah usaha-usaha yang dapat
dilakukan perusahaan dalam rangka mencegah polusi, dan menghemat sumber daya
alam.
2.3 Akuntabilitas
sosial
Suatu konsep bahwa setiap organisasi dan khususnya
perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggungjawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Tujuan Akuntabilitas Sosial :
Ø Untuk mengukur
dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang
ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu
perusahaan
Ø Untuk mengukur
dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya
Ø Untuk
menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu
hasil yang lebih relevan dan
sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
2.4 Manajemen Krisis
Manajemen krisis adalah respon pertama
perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis
yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis
‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis. Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning
point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Jika
dipandang dari kaca mata bisnis suatu krisis akan menimbulkan hal-hal seperti
berikut :
- Intensitas
permasalahan akan bertambah.
- Masalah akan dibawah sorotan
publik baik melalui media masa, atau informasi dari mulut ke mulut.
- Masalah akan menganggu
kelancaran bisnis sehari-hari.
- Masalah menganggu nama baik
perusahaan.
- Masalah dapat merusak sistim
kerja dan menggoncangkan perusahaan secara keseluruhan.
- Masalah yang dihadapi
disamping membuat perusahaan menjadi panik, juga tidak jarang membuat
masyarakat menjadi panik.
- Masalah akan membuat
pemerintah ikut melakukan intervensi.
Kejadian buruk atau krisis yang melanda
dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk. Mulai dari bencana alam seperti
Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya) sampai
kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi
menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan
penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera
ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis
management).
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh manajemen
perusahaan adalah situasi krisis yang melanda perusahaan. Dalam menghadapi krisis dibutuhkan
kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti mengetahui tujuan dan strategi
yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh rasa optimisme
terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari semua orang, dan tunjukkan
bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan baik.
Tenangkan hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam
mencari dan menjalani solusi krisis yang telah disusun bersama serta pendekatan yang dikelola dengan baik
sebagai respon terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu
meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan
kemampuan organisasi melewati masa krisis. Setiap penanganan krisis, perusahaan
perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama
adalah mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian
menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang
berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk mendapatkan
informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada pihak-pihak
yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan dengan
krisis yang terjadi
Berbagai contoh krisis perusahaan adalah kasus penyedap
makanan Ajinomoto yang diduga terbuat dari bahan berasalah dari babi.
Sebelumnya pernah juga terjadi krisis yang melanda pabrik biskuit dari pabrik
susu yang terkait dengan isu biskuit beracun dan isu pengunaan lemak babi.Kedua
masalah tersebut telah berkembang menjadi isu nasional dan telah melibatkan
banyak pihak di dalam penanganannya. Implikasi dari kedua masalah tersebut
tidak hanya berpengaruh terhadap perusahaan besar, tetapi juga telah membuat
perusahaan kecil dan pedagang kecil ikut merasakan akibatnya. Sekian banyak
pengangguran yang terjadi, dan sekian banyak produk yang tidak laku dijual.
Disamping masalah yang sangat besar seperti contoh di
atas, tidak jarang perusahaan dilanda oleh masalah yang implikasinya hanya
terbatas pada ruang lingkup satu perusahaan saja. Beberapa contoh krisis yang
dihadapi perusahaan adalah :
Ø
masalah
pencemaran lingkungan oleh pabrik.
Ø
masalah
unjuk rasa oleh pekerja.
Ø
masalah
produk yang tidak bisa dipasarkan.
Ø
masalah
kericuhan dengan pemerintah dalam hal peraturan yang berkaitan dengan izin
usaha.
Langkah-langkah
dalam kegiatan (pengelolaan) manajemen krisis ialah :
Ø
Identifikasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Benturan kepentingan (Conflict of
Interest) adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan insane
perusahaan dalam memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya baik
dengan sengaja maupun tidak sengaja, dalam perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan golongannya sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat
dilaksanakan secara objektif dan berpotensi merugikan perusahaan. Pada etika dalam tempat kerja agregasi dari perilaku karyawan yang
beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Karena
itu, etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Manajemen krisis adalah
respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya
operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses
bisnis ‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan
sebagai krisis.
No comments:
Post a Comment